Sabtu, 01 Agustus 2009

Pengukuran Jarak Jauh (Telemetri)


Mengapa pengukuran jarak jauh perlu dilakukan, karena mungkin objek yang akan diukur berada dijauh dari pengamat hingga puluhan kilometer. Pengukuran jarak jauh juga dilakukan karena memang objek yang diukur berada diwilayah yang berbahaya, misalnya mengukur paramater kawah gunung api yang masih aktif atau yang lain.

Sistem pengukuran jarak jauh terdiri dari dua komponen utama, yaitu sistem pengirim data dan sistem penerima dan jika memungkinkan ditambah dengan sistem repeater jika antara pengirim dan penerima tidak dapat dilakukan secara langsung.

Sistem pengukuran jarak jauh dapat dalam bentuk analog dan digital. Didalam Sistem Telemetri Analog, data yang dikirim dari sistem pengirim data dalam bentuk sinyal analog. Setelah sampai di sistem penerima, sinyal analog didigitalisasi sehingga menjadi sinyal digital yang selanjutnya dapat diterima oleh komputer untuk proses perekaman ataupun pengolahan lanjut.

Media komunikasi dan transmisi data untuk pengukuran jarak jauh dapat menggunakan kabel (kalau jaraknya masih orde ratusan meter) atau menggunakan gelombang radio kalau jaraknya sudah mencapai puluhan kilometer.

Sejak tahun 1989 telah dikembangkan berbagai sistem pengukuran jarak jauh untuk berbagai keperluan memenuhi permintaan beberapa instansi ataupun industri. Untuk memantau beberapa aktivitas gunung api telah menggunakan Sistem Telemetri, antara lain pada tahun 1989 untuk memantau Gunung Kelud saat akan meletus tahun 1990 dengan Sistem Telemetri Analog. Sistem Telemetri Gempa dikembangkan pada tahun 1994 diwilayah selat sunda dan Gunung Anak Krakatau yang terdiri dari sistem telemetri analog dan digital.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar